Fenomena Rusaknya Etika Berkomunikasi di Era Digital dan Media Sosial


Perkembangan teknologi informasi dan pesatnya pertumbuhan media sosial telah mengubah cara manusia berinteraksi. Dunia digital kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks hiburan, pendidikan, hingga pekerjaan. Namun, di balik manfaat yang ditawarkan, muncul fenomena yang mengkhawatirkan: kerusakan etika berkomunikasi dan terbentuknya kebiasaan berbicara kasar dalam kehidupan sehari-hari.

 

Perubahan Pola Komunikasi di Era Digital

Di era digital, komunikasi menjadi semakin mudah, instan, dan tanpa batas. Namun, kemudahan ini seringkali membuat orang lupa bahwa etika dalam berbicara tetap harus dijaga, baik dalam interaksi tatap muka maupun di dunia maya. Media sosial, forum game online, dan kolom komentar kini dipenuhi dengan kata-kata kasar, ejekan, bahkan ujaran kebencian yang sering dianggap hal biasa.

 

Penyebab Rusaknya Etika Berkomunikasi

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap fenomena ini antara lain:

 

Anonimitas di Dunia Digital

Banyak orang merasa bebas berkata apa saja tanpa takut akan konsekuensi, karena identitas asli mereka tersembunyi di balik akun anonim.

 

Minimnya Pengawasan dan Kontrol

Orang tua, guru, dan masyarakat sering kurang mengawasi aktivitas anak-anak dan remaja di dunia digital, sehingga mereka tumbuh dalam lingkungan komunikasi yang keras.

 

Normalisasi Kata-Kata Kasar

Dalam game online, media sosial, bahkan dalam konten hiburan seperti film dan vlog, penggunaan kata-kata kasar seringkali dianggap sebagai hal yang lumrah atau bahkan keren.

 

Pengaruh Lingkungan dan Konten Negatif

Lingkungan sosial yang permisif terhadap perilaku kasar, ditambah konsumsi konten yang tidak sehat, mempercepat rusaknya etika berkomunikasi.

 

Dampak dalam Kehidupan Sehari-Hari

Rusaknya etika berkomunikasi di dunia digital lambat laun terbawa ke dalam kehidupan nyata. Beberapa dampak yang mulai terlihat antara lain:

 

Kebiasaan Mengumpat dan Berkata Kasar dalam Obrolan Sehari-Hari

Kata-kata yang sebelumnya dianggap tabu kini sering diucapkan tanpa rasa sungkan, bahkan di lingkungan keluarga dan pendidikan.

 

Menurunnya Rasa Hormat antar Individu

Masyarakat menjadi kurang menghargai perbedaan pendapat dan cenderung menyerang secara verbal.

 

Meningkatnya Perilaku Bullying dan Intoleransi

Perilaku kasar yang tidak dibatasi memicu bullying, baik secara langsung maupun di dunia maya (cyberbullying).

 

Terganggunya Kesehatan Mental

Korban dari komunikasi kasar bisa mengalami stres, trauma, bahkan depresi.

 

Upaya Mengembalikan Etika Berkomunikasi

Meskipun tantangan ini besar, ada berbagai langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki situasi:

 

Membangun Kesadaran Literasi Digital

Masyarakat, khususnya anak dan remaja, perlu diberikan pemahaman tentang etika digital dan dampak dari ucapan yang tidak pantas.

 

Menguatkan Peran Keluarga dan Pendidikan

Orang tua dan guru harus menjadi teladan dalam berbicara dan berperilaku santun, serta aktif membimbing penggunaan media digital.

 

Mendorong Moderasi Platform Digital

Penyedia media sosial dan game online harus meningkatkan sistem moderasi dan sanksi untuk perilaku komunikasi yang tidak pantas.

 

Membiasakan Penggunaan Bahasa Positif

Memulai dari lingkungan kecil, seperti keluarga dan sekolah, untuk membiasakan penggunaan kata-kata yang sopan dan penuh penghargaan.

 

Menyediakan Ruang Komunikasi yang Sehat

Komunitas dan lembaga sosial perlu menginisiasi forum diskusi, kampanye anti-bullying, dan gerakan literasi etika untuk mendorong budaya komunikasi yang lebih baik.

 

Rusaknya etika berkomunikasi dan terbentuknya kebiasaan berbicara kasar bukanlah masalah yang bisa dianggap sepele. Jika dibiarkan, hal ini berpotensi merusak tatanan sosial dan membentuk generasi yang tidak memiliki rasa hormat serta empati. Oleh karena itu, sinergi antara keluarga, sekolah, masyarakat, media, dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengembalikan budaya komunikasi yang santun dan beretika, baik di dunia nyata maupun di dunia digital. (H.A.S)

"Anda dapat mendukung agar blog ini tetap berjalan! Klik tombol Trakteer di bawah untuk memberikan dukungan dan membuat konten-konten inspiratif tetap hadir."

0 Komentar