Di zaman sekarang, batas antara dunia nyata dan digital semakin kabur. Aktivitas harian kita terutama di media sosial secara langsung maupun tidak langsung membentuk cara berpikir, bersikap, dan memperlakukan orang lain, termasuk perempuan dan anak-anak.
Salah satu ancaman paling serius yang kini hadir dalam
genggaman kita adalah konten pornografi digital. Banyak orang menganggap ini
sekadar “hiburan dewasa”, padahal dampaknya sangat serius dengan meningkatnya kekerasan seksual, objektifikasi perempuan, dan praktik
perdagangan orang (TPPO).
Dari Konten ke Kekerasan
Beberapa hal yang perlu kita pahami berkaitan dengan fenomena ini antara lain :
Konten pornografi cenderung merendahkan martabat manusia,
khususnya perempuan, dan memperlihatkan tubuh sebagai objek seksual semata.
Anak-anak dan remaja yang terpapar pornografi sejak dini rentan menormalisasi kekerasan seksual dalam relasi.
Pelaku TPPO dan eksploitasi seksual daring (online) menggunakan media sosial untuk menjebak korban, termasuk melalui konten sensual, rayuan, dan penipuan.
Banyak kasus TPPO dan kekerasan seksual dimulai dari interaksi biasa di media sosial yang tak disadari berbahaya.
Apa Kata Firman Tuhan?
Alkitab berbicara jelas soal bagaimana kita memandang sesama dan menjaga kekudusan.
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain." 1 Korintus 13:4-5
"Dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis." Efesus 4:27
"Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." Matius 5:8
Sebagai anak Tuhan, kita dipanggil untuk menjaga hati dan
mata, dan memperlakukan sesama termasuk perempuan dan anak dengan hormat dan
kasih, bukan sebagai objek pemuas keinginan.
Generasi Muda Harus #BeraniBeda
Dalam upaya mencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak
serta TPPO, kita tidak cukup hanya membuat undang-undang atau kampanye
nasional. Kita butuh transformasi hati dan budaya digital.
Apa yang bisa kita lakukan?
1. Jaga Konten Jaga Martabat
Hapus atau laporkan konten yang melecehkan atau merendahkan perempuan dan anak.
Jangan ikut menyebarkan video, gambar, atau meme sensual.
Tolak normalisasi kekerasan dalam bentuk humor atau konten
viral.
2. Didik Diri dan Teman Tentang Batas Aman
Sadarilah bahwa grooming, sexting, dan chat "iseng" bisa jadi awal jebakan eksploitasi.
Ajari teman atau adikmu untuk bijak dan waspada di media
sosial.
3. Jadilah Agen Kudus di Dunia Digital
Isi akunmu dengan hal yang membangun: firman Tuhan, karya kreatif, inspirasi iman.
Tunjukkan bahwa jadi muda bukan berarti harus ikut arus
dunia.
4. Lawan Pornografi, Lindungi Perempuan
Banyak pelaku kekerasan seksual berakar dari kecanduan pornografi.
Dengan berkata “tidak” pada pornografi, kamu sedang berkata
“ya” pada perlindungan dan penghormatan terhadap perempuan dan anak.
Komitmen Gereja Dalam Memberi Ruang Aman & Terang
Gereja harus jadi tempat aman bagi pemulihan dan pertobatan.
Jangan menghakimi karena banyak pemuda yang berjuang diam-diam. Bangun
komunitas yang terbuka, mendukung, dan aktif melawan budaya kekerasan, baik
online maupun offline.
Pilihanmu Hari Ini Menentukan Masa Depan Banyak Orang
Di tangan kita, ada klik yang bisa menyelamatkan atau merusak. Kita bisa memilih, menjadi bagian dari budaya yang mengeksploitasi, atau jadi terang yang melindungi dan mengangkat sesama.
"Segala sesuatu halal bagiku, tetapi tidak semuanya berguna." 1 Korintus 10:23
Mari kita gunakan media sosial bukan untuk memuaskan diri,
tapi untuk memuliakan Tuhan, menjaga martabat sesama, dan mencegah kekerasan
terhadap yang lemah.
Langkah praktis apa yang harus kita lakukan ?
Berani blokir, unfollow, dan laporkan konten berbahaya
Diskusikan topik ini di PA pemuda, komsel, atau keluarga
Bagikan artikel ini ke grup WA, IG, atau gereja
Doakan dan dampingi teman yang bergumul dengan paparan pornografi
Dukung gerakan nasional anti-TPPO dan kekerasan terhadap
perempuan & anak.
#OraEtLabora #PulihkanlahBangsaKami #StopKekerasanTerhadapPerempuanDanAnak #GamkiLabuhanbatu #IndonesiaEmas2045
0 Komentar